Inidia daftarnya: 10. Kebutaan Kebutaan adalah kondisi dimana kurangnya persepsi visual karena faktor fisiologis (fisik) dan neurologi (syaraf), yang merujuk kepada hilangnya penglihatan yang tidak dapat dikoreksi/diobati dengan kacamata atau lensa kontak. Kebutaan terbagi menjadi dua, parsial dan lengkap.
Kelainan fraksi mata menjadi salah satu masalah penglihatan yang sering terjadi. Orang dengan kondisi ini akan merasakan keluhan pandangan buram saat melihat benda yang letaknya jauh, dekat, atau keduanya. Refraksi mata adalah istilah untuk menggambarkan proses masuknya cahaya ke dalam mata hingga tertangkap oleh retina. Saat cahaya masuk ke mata, lensa dan kornea mata akan menyesuaikan pantulan cahaya agar terfokus tepat pada retina. Jika refraksi mata bekerja dengan baik, maka kualitas penglihatan akan jelas dan fokus. Kelainan refraksi mata terjadi ketika cahaya jatuh di depan atau di belakang retina, sehingga penglihatan menjadi buram. Selain itu, berubahnya bentuk kornea atau penuaan lensa mata juga dapat membuat penglihatan menjadi tidak jelas. Jenis-Jenis Kelainan Refraksi Mata Kelainan refraksi mata dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu 1. Rabun jauh Rabun jauh atau miopi adalah kondisi ketika cahaya yang masuk ke mata jatuh di depan retina. Hal ini membuat penderitanya mampu melihat objek jarak dekat secara jelas, tetapi sulit melihat objek yang jaraknya jauh. Miopi yang tergolong berat dapat meningkatkan risiko terjadinya ablasi retina, katarak, dan glaukoma. 2. Rabun dekat Rabun dekat adalah kebalikan dari miopi. Penderita rabun dekat atau hipermetropi dapat melihat objek yang letaknya jauh dengan jelas, tetapi sulit melihat objek dekat. Rabun dekat terjadi akibat cahaya yang masuk ke mata jatuh di belakang retina. Kondisi ini dapat menyebabkan ketegangan otot mata, sehingga penderitanya mudah pusing dan sakit kepala. 3. Mata silinder Kondisi mata silinder dapat terjadi bersamaan dengan rabun dekat maupun rabun jauh. Mata silinder atau astigmatisme adalah gangguan penglihatan yang terjadi akibat cacat pada kornea atau lengkungan lensa. Kondisi ini membuat penglihatan menjadi kabur atau berbayang, baik saat melihat benda yang jaraknya dekat maupun jauh. 4. Mata tua Mata tua atau presbiopi adalah gangguan mata akibat lensa mata kaku, sehingga sulit untuk membiaskan dan memfokuskan cahaya pada retina mata. Kondisi ini sangat umum dialami oleh lansia atau orang dewasa berusia di atas 45 tahun dan terjadi karena proses penuaan. 5. Anisometropia Anisometropia adalah kondisi di mana kemampuan refraksi mata kanan dan mata kiri berbeda jauh. Kelainan refraksi mata ini membuat pandangan penderitanya terasa berbayang dan harus sering menyipitkan mata untuk melihat suatu benda. Tanda-Tanda Kelainan Refraksi Mata Ada beberapa gejala dan tanda yang muncul saat Anda menderita kelainan refraksi mata, yaitu Penglihatan kabur Melihat adanya lingkaran cahaya di sekitar lampu terang Sulit fokus saat membaca buku atau melihat komputer Sering menyipitkan mata saat melihat sesuatu Sakit kepala Mata terasa tegang Pemeriksaan Kelainan Refraksi Mata Jika Anda mulai merasa mengalami gejala kelainan refraksi mata, segera periksakan mata Anda ke dokter mata atau optik. Selama pemeriksaan, Anda akan duduk di kursi yang dilengkapi dengan perangkat khusus. Dokter atau petugas optik akan meminta Anda membaca tanpa alat bantu, guna menilai kemampuan mata Anda dalam membaca tulisan di jarak tertentu. Kemudian, Anda akan diminta membaca dengan alat bantu berupa phoroptor. Ketika alat ini digunakan, penglihatan biasanya akan menjadi lebih baik. Melalui alat pemeriksaan ini, dokter atau petugas optik akan menentukan jenis lensa kacamata yang tepat untuk memperbaiki gangguan refraksi pada mata Anda. Penanganan terhadap Kelainan Refraksi Mata Kelainan refraksi mata hingga saat ini belum dapat disembuhkan. Upaya penanganannya hanya bertujuan untuk membantu orang dengan kelainan refraksi mata agar dapat melihat dengan lebih jelas serta mencegah agar kelainan refraksi mata tidak menjadi lebih parah. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menangani kelainan refraksi mata, yaitu Kacamata Kacamata merupakan pilihan paling mudah dan aman untuk memperbaiki kelainan refraksi mata. Dokter mata atau petugas optik akan memberikan ukuran dan jenis lensa kacamata yang tepat berdasarkan hasil pemeriksaan refraksi mata. Untuk rabun jauh, lensa yang digunakan adalah lensa cekung minus, sedangkan rabun dekat lensa menggunakan lensa cembung plus. Kacamata plus atau minus juga ada yang dilengkapi dengan lensa silinder, jika terdapat mata silinder. Peresepan kacamata dengan lensa multifokal maupun lensa progresif umumnya akan disarankan untuk penderita presbiopi. Lensa kontak Lensa kontak dinilai lebih nyaman dan praktis digunakan saat beraktivitas daripada kacamata. Namun, lensa kontak memerlukan perawatan yang lebih telaten dan harus diganti sesuai jadwal. Bedah refraksi Pada beberapa kondisi, tindakan operasi mungkin diperlukan untuk memperbaiki gangguan refraksi mata. Bedah refraksi dilakukan dengan mengubah bentuk kornea secara permanen, sehingga mengembalikan kekuatan fokus mata. Ada berbagai jenis operasi refraksi, salah satunya adalah LASIK. Nah, itulah informasi tentang refraksi mata yang perlu Anda ketahui. Jika Anda ingin menentukan alat bantu untuk mengatasi kelainan pada refraksi mata, Anda bisa berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter.2022ICD-10-CM Codes H52*: Disorders of refraction and accommodation. ICD-10-CM Codes. ›. H00-H59 Diseases of the eye and adnexa. ›. H49-H52 Disorders of ocular muscles, binocular movement, accommodation and refraction. ›. Disorders of refraction and accommodation H52.
Laser yang memberikan pancaran dari sinar ultraviolet ini digunakan pada permukaan kornea, tidak di bawah flap kornea seperti pada LASIK. PRK juga dapat dilakukan dengan pencitraan kornea pada komputer. 3. LASEK laser epithelial keratomileusis Ini adalah jenis bedah refraktif yang berkaitan dengan PRK. Flap atau lipatan epitel dibuat dan kemudian sel-sel epitel dikendurkan menggunakan larutan alkohol. Sebuah laser digunakan untuk membentuk kembali kornea, lalu flap diganti dan dilindungi oleh lensa kontak lunak selama pemulihan. Operasi LASEK digunakan untuk mengobati rabun jauh, rabun dekat, dan astigmatisme. 4. RLE refractive lens exchange RLE identik dengan operasi mata yang dilakukan untuk katarak dengan membuat sayatan kecil di tepi kornea untuk menghapus lensa alami mata dan menggantinya dengan silikon atau lensa plastik. Operasi refraktif ini digunakan untuk memperbaiki rabun jauh atau rabun dekat yang ekstrem. Mungkin hal ini sesuai untuk seseorang dengan kornea tipis, mata kering, atau masalah pada kornea lainnya. Untuk memperbaiki mata silinder, sebuah operasi LASIK atau metode LASIK lainnya dapat digabungkan dengan RLE. 5. Epi-LASIK Dalam prosedur bedah refraktif ini, lapisan sel yang sangat tipis akan dipisahkan dari kornea dan bagian dalam kornea dibentuk kembali dengan laser excimer. Tergantung pada metode yang dipilih, lapisan tipis dapat dibiarkan atau diganti. Daerah yang telah dioperasi akan diberi lensa kontak lunak sementara waktu selama penyembuhan. 6. PRELEX presbyopic lens exchange Ini adalah sebuah metode di mana lensa multifokal ditanamkan untuk mengoreksi presbiopia suatu kondisi di mana lensa mata kehilangan fleksibilitas, sehingga akan merasa kesulitan untuk fokus pada objek yang dekat. 7. Intacs Operasi refraktif ini juga dikenal sebagai ICR intracorneal ring segments. Metode ini melibatkan sebuah sayatan kecil di kornea dan menempatkan dua cincin plastik yang berbentuk bulan sabit di tepian luar atau di kornea, sehingga mengubah cara sinar cahaya fokus pada retina. ICR pernah digunakan untuk mengobati rabun jauh dan rabun dekat ringan, tapi hal itu telah diganti dengan prosedur berbasis laser. Kornea tidak teratur, yang merupakan bentuk dari keratokonus, adalah kondisi yang paling umum diobati dengan intacs. 8. Implan lensa intraokuler Phakic Bedah refraksi ini dirancang untuk pasien rabun jauh yang tidak dapat ditangani oleh LASIK dan PRK. Implan Phakic dimasukkan melalui sayatan kecil di tepi kornea dan dilekatkan pada iris atau dimasukkan ke belakang pupil. Prosedur ini berbeda dari RLE, karena lensa alami mata tetap ditaruh di tempatnya. 9. AK atau LRI astigmatic keratotomy Ini bukanlah bedah refraktif laser, tapi bisa digunakan untuk memperbaiki astigmatisme atau mata silinder. Kornea orang yang memiliki astigmatisme biasanya berbentuk terlalu melengkung. AK atau LRI mengoreksi astigmatisme dengan membuat satu atau dua sayatan di bagian kornea yang paling curam. Sayatan ini membuat kornea menjadi lebih landai dan lebih bulat. Operasi mata ini dapat berdiri sendiri atau digabung dengan PRK, LASIK, atau RK. 10. RK radial keratotomy Ini adalah operasi refraktif yang dulunya sering digunakan sebagai salah satu prosedur untuk memperbaiki rabun jauh. Namun, setelah adanya operasi laser mata yang lebih efektif, seperti LASIK dan PRK, RK sudah jarang digunakan dan dianggap sebagai prosedur usang. Efek samping bedah refraktif Meskipun sebagian besar operasi refraktif terbukti dapat meningkatkan kemampuan penglihatan, tetap terdapat risiko dalam pengobatan ini. Semakin serius dan kompleks gangguan penglihatan yang dialami, semakin tinggi pula risiko dari operasinya. Operasi refraktif sendiri umumnya hanya berlangsung kurang dari 1 jam. Setelahnya, Anda bisa langsung berisitirahat di rumah. Pasien akan melalui masa pemulihan yang akan memengaruhi penglihatan, tapi berlangsung beberapa minggu saja. Lamanya waktu pemulihan akan bergantung dengan jenis operasi refraktif yang dilakukan. Masa pemulihan LASIK lebih cepat dibandingkan dengan prosedur PRK. Beberapa efek samping yang mungkin dialami oleh pasien dalam masa pemulihan bedah refraktif di antaranya Mata kering operasi refraktif bisa memengaruhi produksi air mata sehingga mata terasa kering. Kondisi mata kering ini bisa menurunkan kualitas penglihatan, tapi bisa diatasi oleh obat tetes mata. Lebih sensitif terhadap cahaya merasa silau ketika melihat cahaya terang dan bisa disertai dengan penglihatan ganda. Pandangan mata kabur gejala mirip mata silinder bisa terjadi akibat pembentukan jaringan kornea yang tidak merata. Sementara ada pula komplikasi yang mungkin dialami akibat operasi refraktif. Risiko ini lebih berbahaya, tapi sebenarnya sudah semakin jarang terjadi. Efek halo kesulitan untuk melihat di malam hari atau di sekitar cahaya redup. Namun, dengan teknologi gelombang laser 3D komplikasi bedah refraktif ini bisa dihindari. Penurunan penglihatan terjadi ketika efek samping operasi refraktif di atas terus berlangsung lebih dari masa pemulihan yang normal. Anda mungkin harus menjalani operasi refraktif yang kedua. Undercorrections operasi menyebabkan mata tidak sepenuhnya melihat dengan jelas karena kurang mengoreksi kelainan refraksi. Hal ini biasanya terjadi untuk rabun jauh akibat tidak semua jaringan pada kornea terangkat saat operasi. Overcorrections kondisi ini terjadi apabila operasi yang dilakukan mengangkat terlalu banyak jaringan pada kornea. Kehilangan penglihatan bedah refraktif bisa menyebabkan mata kehilangan kemampuan melihat, tapi komplikasi ini jarang ditemukan. Berbagai operasi mata yang bertujuan memperbaiki kelainan refraksi bisa mengatasi gangguan penglihatan seperti rabun jauh, rabun dekat, dan mata silinder. Masing-masing memiliki prosedur dan metode yang berbeda sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi mata Anda. Konsultasikanlah dengan dokter Anda untuk mengetahui pilihan terbaik.
Kelainanrefraksi adalah: miopia, hipermetropia, dan astigmatisme. _mac Kelainan Refraksi Kode ICD-10 Miopia (rabun jauh) Miopia terjadi ketika sinar cahaya fokus di depan retina karena mata terlalu panjang atau memiliki daya fokus yang berlebihan. Objek di kejauhan tampak buram dan semakin dekat ke mata, terlihat lebih jelas.Seberapa umum kondisi ini? Kondisi ini sangat umum terjadi. Menurut WHO, diperkirakan sekitar 153 juta orang di seluruh dunia memiliki gangguan pada mata akibat kelainan refraksi. Namun, jumlahnya mungkin lebih besar karena banyak penderita yang tidak mengalami gangguan penglihatan yang cukup signifikan. Mereka tetap bisa menjalani hidup normal tanpa alat bantu penglihatan apa pun. Apabila kondisi kelainan refraksi yang parah dibiarkan, kondisi ini bisa mengganggu perkembangan dan menurunkan fungsi penglihatan. Tanda-Tanda dan Gejala Apa saja tanda-tanda dan gejala kelainan refraksi mata? Ada berbagai tanda dan gejala dari kelainan refraksi mata, tapi yang paling umum adalah tidak dapat melihat objek dengan jelas. Beberapa tanda dan gejala umum dari kelainan refraksi, antara lain Pandangan mata kabur atau berbayang Sering menyipitkan mata untuk melihat objek dengan jelas Sulit fokus saat membaca buku, menonton TV, dan melihat layar komputer atau gadget Mata seperti terhalang kabut Mata sensitif atau silau terhadap pencahayaan yang terlalu terang Mata silau atau melihat lingkaran cahaya di sekitar cahaya terang Sakit kepala Mata tegang Kapan saya harus periksa ke dokter? Penanganan sejak dini dapat mencegah gangguan penglihatan bertambah parah. Maka dari itu, konsultasikan dengan dokter untuk melakukan tes penglihatan tes refraksi mata jika sering mengeluhkan tanda dan gejala gangguan pada mata seperti di atas. Penyebab Apa penyebab kelainan refraksi mata? Normalnya, untuk dapat melihat dengan jelas, cahaya yang ditangkap mata dari sekitar objek yang Anda lihat akan dibiaskan dan jatuh tepat ke depan retina. Retina adalah jaringan peka cahaya yang akan mengantarkan sinyal cahaya untuk diproses di otak, sehingga Anda dapat mengenali objek yang Anda lihat. Nah, setiap jenis gangguan refraksi miopi, hipermetropi, astigmatisme, presbiopi terjadi ketika cahaya dari objek yang dilihat oleh mata tidak jatuh tepat di depan retina—bisa di depan ataupun di belakang retina. Akibatnya, objek yang Anda lihat pun menjadi tidak jelas atau fokus. Menurut National Institute of Health, kelainan refraksi mata bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti Panjang atau bentuk bola mata seperti bola mata yang terlalu panjang atau pendek Bentuk dari kelengkungan kornea yaitu lapisan terluar di bagian depan mata Fungsi lensa mata yang mengalami penurunan akibat pertambahan usia Faktor risiko Apa yang membuat saya lebih berisiko terkena kelainan refraksi mata? Siapa pun sebenarnya bisa mengalami kelainan refraksi. Namun, terdapat beberapa faktor risiko penyebab Anda mengalami gangguan penglihatan, yaitu Genetik atau keturunan Mempunyai anggota keluarga yang memiliki mata rabun meningkatkan risiko Anda mengalami hal serupa. Usia Sebagian besar kasus rabun jauh mulai dialami ketika anak-anak. Sementara presbiopi merupakan gangguan penglihatan yang umumnya diderita oleh orang berumur 40 tahun atau lebih. Penyakit mata atau kelainan genetik lainnya Jika mengalami penyakit katarak atau glaukoma, komplikasi penyakit lain seperti diabetes, dan kelainan genetik pada mata, maka Anda berisiko mengalami kelainan refraksi. Diagnosis Bagaimana dokter mendiagnosis kondisi ini? Untuk mendiagnosis gangguan mata yang disebabkan oleh kelainan refraksi, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan mata, seperti Pemeriksaan ketajaman visual Pemeriksaan ketajaman visual atau dikenal juga sebagai tes visus dilakukan dengan menggunakan bagan huruf atau Snellen pemeriksaan ini, Anda diminta untuk membacakan huruf-huruf yang tertera pada bagan. Dokter atau ahli optik akan mengatur perubahan jarak baca sehingga kondisi dari gangguan refraksi bisa diketahui. Retinoskopi Selain itu, dokter juga dapat menemukan kesalahan refraksi melalui proses retinoskopi. Untuk melakukan retinoskopi, dokter menggunakan perangkat retinoskop untuk menyinari mata pasien. Dokter kemudian mencoba berbagai lensa sambil mengawasi refleksi cahaya pada mata pasien. Melalui kedua pemeriksaan tersebut, Anda bisa memperoleh resep kacamata atau lensa korektif yang tepat untuk memperbaiki gangguan refraksi mata yang dialami. Pengobatan Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda. Bagaimana mengobati kelainan refraksi mata? Pengobatan untuk kelainan refraksi bertujuan meningkatkan kemampuan penglihatan sehingga penderitanya bisa melihat dengan lebih jelas dan mencegah kondisinya bertambah parah. Gangguan akibat mata rabun dapat diperbaiki dengan beberapa perawatan, yakni dengan penggunaan kacamata, lensa kontak, dan operasi refraksi. Kacamata Kacamata adalah cara paling mudah dan aman untuk memperbaiki kelainan refraksi yang digunakan untuk rabun jauh adalah lensa cekung atau minus. Untuk rabun dekat atau mata tua, Anda akan menggunakan lensa cembung atau plus. Sementara itu, untuk mata silinder lensa yang digunakan adalah lensa silinder. Lensa kontak Lensa kontak dapat memberikan penglihatan yang lebih jelas, luas, dan lebih nyaman dibandingkan tetapi, lensa kontak tidak direkomendasikan untuk anak-anak yang kesulitan menggunakannya secara mandiri. Bedah refraksi Operasi atau bedah refraksi bertujuan untuk memperbaiki bentuk kornea atau lensa secara dengan mengubah bentuknya secara permanen. Perubahan pada bentuk mata bagian depan ini dapat meningkatkan kemampuan fokus mata untuk melihat dengan lebih berbagai jenis operasi refraksi untuk mata, yang paling umum adalah photo refractive surgery keractomy PRK dan LASIK. Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan untuk mengatasi kelainan refraksi mata? Gaya hidup dan perawatan tetentu dapat dilakukan untuk mengatasi kelainan refraksi sekaligus menjaga menjaga kesehatan mata, seperti Mengontrol kondisi kesehatan kronis. Kondisi tertentu seperti tekanan darah tinggi dan komplikasi diabetes pada mata bisa menyebabkan gangguan mata rabun. Lindungi mata dari sinar matahari. Kenakan kacamata hitam yang menangkal radiasi ultraviolet. Konsumsi makanan sehat untuk mata. Perbanyak makan buah dan sayuran serta makanan serta vitamin A dan asam lemak omega 3. Lakukan pemeriksaan mata secara teratur. Pemeriksaan rutin tidak hanya membantu dokter mendeteksi gangguan refraksi, tapi juga penyakit lain yang mungkin menyerang mata
.